Monday, February 16, 2009

OJEG GONDRONG

Monday, February 16, 2009

Supir ojeg yang budiman,
Saya tahu ini daerah kekuasan anda

Saya tahu hari sudah malam hingga tak akan ada razia

Saya tahu anda abis keramas
Tapi kalo rambut gondrong pake helm dong wooiii...
Rambutnya terbang-terbang nih ke belakang...

Hormat saya,

Penumpang korban macet yang ngantuk luar biasa

mysense



*Jakarta macet banget malam ini, kenapa siiiy?*

Read More...

Thursday, February 12, 2009

The Story Goes (Part 1)

Thursday, February 12, 2009


Sudah 8 bulan berlalu. Dengan ritual malam yang sama. Dengan doa yang sama.

"
Tuhan berikan dia yang terbaik... karena aku tak rela kalau dia tidak mendapatkan yang baik... dan kalau masih berjodoh denganku maka dekatkanlah"

Iya aku sudah gila. Mungkin virus sakit jiwa sudah mulai menggerogoti aku sejak 2 tahun lalu tanpa kurasakan.

Kulirik sesaat 'alarm'yang membangunkanku setiap malam untuk Tahajud. Dia sudah terlelap tenang dibalik selimut hangatnya. Perutnya sudah kenyang dengan ASI yang sudah aku sumpelkan kemulutnya beberapa menit yang lalu.

Bahkan wajah tampan bayi 8 bulan itupun tak bisa merubah ritual dan doaku. Aku lirik sesosok tubuh disebelahnya.
Bahkan lelaki sabar dan tenang itu pun tak mampu menghilangkan bayanganku dari dia.

Tanggal 5 Maret , 2 tahun yang lalu dia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Tanpa alasan. Hanya sebuah tatapan datar tanpa sisa cinta, dan berakhirlah hubungan pacaran 5 tahun kami.

Hatiku hancur, remuk redam. Semua harapan musnah. Kesetiaan selama ini, pengorbanan hati dan waktu selama 5 tahun bersama berkeping-keping ditelan kabut hitam penuh misteri.

Aku datangi rumahnya. Bertemu dengan Ibunya. Saat itu otakku benar-benar sedang tidak waras. Aku menangis dan bersimpuh. Memohon kepada Ibunya yang sama tak berdayanya. Sambil menitikkan air mata berpelukan bersama ku tanpa memberi jawaban atas pertanyaanku.

Tanggal 12 Maret dia menelepon dan benar-benar sudah memutuskan untuk tidak akan melanjutkan lagi hubungan kami.Dia sudah memutuskan dengan tegas.

Dan air mataku kering saat itu. Suaraku hilang. Nafasku memburu saat telpon ditutup.

Tanggal 15 Maret.Ulang Tahunku.... Sebuah nomor tak dikenal masuk ke HPku. Ah mantanku dimasa kuliah dulu. Dia mengucapkan selamat ulang tahun. Tapidimana dia yang aku aku harapkan megucapkan selamat? SMS pun tak ada.

Aku dan mantan saat kuliah kembali berhubungan dekat. Tapi tidaklah sama dengan dia. Dia yang tidak romantis tapi selalu punya solusi untuk segala masalahku. Teman berdebat yang pintar dan menentramkan hati, bahkan disaat perbedaan pendapat mencuat. Beda dengan mantanku saat kuliah, yang terlalu tenang, terlalu diam dan menurut. Tak bisa berdebat dengan nyaman. Semua terlalu berjalan mulus.

Ah mantan saat kuliah ini mulai serius padaku. 6 bulan tepat setelah ulang tahunku itudia melamarku. Dan aku menerima lamarannya dengan emosi jiwa. Dengan masih dipenuhi oleh bayangan dia yang telah menyakitiku tanpa alasan. Dan akhirnya aku menerima mantanku saat kuliah menjadi suamiku.

***

Supir Mikrolet tak tau diri!!!!
Baru saja aku diguyur air kotor bekas hujan yang menggenang.... aaaarrrgggghhh!!!!!!!!!
Sampai di kantor aku menghambur ke Toilet membersihkan yang masih bisa terselamatkan. Cuci tangan di Washtafel.

Kamfreet!!!!
Cincin di jari manis kiriku terlepas masuk ke dalam pipa pembuangan washtafel... Aaaarggghhhh!!!!!!!

Iya .... iyaaa..... itu adalah cincin dari diaaa....
Iya .... iyaaa..... aku masih memakainya bahkan setelah aku menikah....
Iya .... iyaaa..... aku bahkan masih menyimpan semua barang-barang pemberiannya.
Karena aku tidak pernah bisa membencinya
Karena aku tetap mencintainya
Karena mungkin aku sudah sakit jiwa.....

Aku terburu-buru memasuki ruangan Kepala Divisi bagian rumah tangga. Memohon ijin memanggil tukang untuk membongkar pipa Washtafel tempat cicinku berada.
Oh Tuhan, cicin itu harus berada kembali di tanganku...... HARUS!!!!!


*bersambung*
Pic taken from HERE

Read More...

Tuesday, February 03, 2009

Memori Hujan

Tuesday, February 03, 2009



5 tahun lalu

Hujan itu membawa aku pada sebuah mall untuk berteduh sesaat...
Hujan dan petir itu membuat jantungku berhenti sesaat ketika kulihat dia dan wanita lain..... bergandengan tangan....

Hujan itu membasahi dan menyirami hatiku yang panas jadi tenang...
Hujan itu menemani jalan kakiku menjijing alas kaki di tengah banjir sesaat pulang dari mall...
Hujan itu menyamarkan air mataku larut bersama rintiknya sampai ke pintu rumah dini hari itu....

2 tahun lalu



Hujan itu membawamu membatalkan janjimu padaku...
Hujan itu membuatmu nekat menerjangnya dengan motor saat aku menangis...
Hujan itu membawa petaka karena ketidaksabaranku....
Mungkinkah hujan itu membawamu pergi dariku hingga kini?....



Oh hujan.....

Aku menunggu memori indah kala hujan......


Read More...

 
...My Sense... © 2008. Design by Pocket