Monday, December 19, 2005

IF TOMORROW NEVER COME

Monday, December 19, 2005

Malam minggu kemaren terjadi sebuah pembicaraan yang lumayan bermakna buat gue. Di sebuah restaurant di lantai UG sebuah mal di bilangan Semanggi, gue dan sahabat gue makan malem sambil ngobrol2. Sahabat gue itu lagi males di rumah katanya. Rumahnya lagi di renovasi, berhubung gue nggak ada kencan malam itu :p ya sudah lah kutemani dia jalan2.

Awalnya kita ngebahas email tiket Dufan gratis yang gue forward ke dia dan ke beberapa temen gue. Trus gue cerita bahwa salah satu temen SMP kita respond ke gue dan ngeluh kalo dia sampe malem tahun baru kali ini masih harus kerja, alias nggak bisa cuti. Nah mulailah cerita tentang sang "teman SMP" itu bergulir. Kalo ada salah satu temen SMP gue baca blog ini, yaaahhh buat senyum aja yah. Apa lagi kalo tau orangnya siapa he..he..he... Jangan bilang-bilang sama dia ya.... :p

Di sela-sela makan itu sahabat gue cerita bahwa dulu ada yg pernah curhat sama dia kalo dia dari SMP naksir sama gue. Gue langsung kaget aja, karena sejak SMP dulu, gue juga sebenernya pernah suka sama anak itu, tapi gue cukup tau dirilah, mana mungkin dia suka sama gue, wong dia itu lumayan jadi idola lah di sekolah gue. Jadi dengan mindernya gue langsung buang jauh2 perasaan itu. Nah gimana nggak kaget coba gue dengernya. Udah gitu kejadiannya, dia curhat sama sahabat gue baru sekitar 2 tahun lalu, saat itu dia lagi jomblo dan gue lagi ada pacar.

Yah singkat cerita, gue sama sahabat gue itu jadi ketawa ngakak karena sahabat gue juga nggak tau kalo gue jg pernah suka sama anak itu. Gue jadi sempet mikir coba..... coba.... coba..... Tapi yah sudahlah, namanya belom jodoh. Yang bikin gue tambah ketawa campur kesel adalah, dia sebentar lagi kabarnya mau merried tuh. Addduuuhhhh....... Kok bisa gitu ya? Giliran gue belom jelas gini.

Padahal gue sering dapet email dengan cerita2 yang mirip seperti itu, eh malah gue yang ngalamin sendiri kejadiannya. Memang jalan Tuhan kadang membingungkan. Di saat gue selalu berfikir bahwa cinta gue bertepuk sebelah tangan, ternyata nggak juga yeee he..he..he.. Yah gue cuma bisa ketawa aja sekarang sambil bego2in diri gue sendiri. Kenapa gue orangnya nggak cepet GR malah polos2 aja. Padahal lumayan banyak tanda2nya kalo dia suka sama gue (nah sekarang baru deh gue GR :P)

Jadi sekarang gue yang mikir, if tomorrow never come, kalo besok nggak sempet ada, mungkin lebih baik kalo kita tunjukkan rasa sayang kita ke orang yang kita cintai, saat ini juga. Padahal pada prakteknya dijamin deh gue nggak bakal berani nunjukkin itu ke orang kalo gue nggak dapet sinyal apa2 dari dia. Tapi paling tidak gue dah mulai bisa mengurangi rasa minder gue, dan berusaha peka sama tanda2 yang dikasih sama Tuhan buat gue. Padahal sapa tau aja yah selama ini banyak cinta-cintaku yang tak bertepuk sebelah tangan. Perasaan gue selalu bertepuk sebelah tangan deh. Jadi jangan keseringan nggak pede ya. Nggak papa GR sedikit asal nggak berlebihan, biar kita peka dan bisa bertindak dengan lebih baik.

If Tomorrow Never Come
Would he know how much I love him?
Did I try it everyway, to show him everyday
That his my only one......

Aahhh.... lagu itu memang selalu jadi lagu kesukaan gue. Untuk yang sekarang ini, tetep aja gue nggak bisa mempraktekkan pandangan gue ini. Karena yang sekarang agak membingungkan. Dia amat sangat nggak jelas. Kadang terlihat tertarik sama gue, kadang cerita tentang cewe lain. I really don't have a clue about him right now. Only God's hand will help me make it through this complicated journey. If we beliave in God, tomorrow will always come the new beginning for us to deal with. I beliave that. I just have to wait and see. Because as a woman, especially a javanese woman, I just have to wait until the time is to show the clear view about this matter. not to show my feeling in the first place. So I pray and try hard to look at the bright side of any circumstances.
Read More...

Wednesday, September 28, 2005

Ngantuk, Iseng

Wednesday, September 28, 2005

Dari kemaren program accounting gue rusak. Jadi prctically nggak ada kerjaan selama dua hari ini. Wah malah ngantuk di kantor. Tapi nggak bisa kemana-mana juga sih. Sebel.
Gue dah dua hari non-stop melototin Friendster. Sampe nggak terasa mata gue dah mulai sakit. Kayaknya gue harus periksa mata deh. Soalnya dah berasa banget pegel dan perih kalo baca. Kayaknya gue harus periksa mata gue. Takutnya minus.
Trus sekarang dah susah kalo ngeliat no Bis dari kejauhan. Kecuali gue dah apal sama bentuk bis tertentu. Kayak Patas AC 69 jurusan Blok M-Kali Deres yg kaca depannya ada tulisan Dipsy. Nggak tau tuh maksudnya apa. Tapi kalo yang lain. Gue harus lari-lari mendekat dulu baru keliatan nomornya.
Tersiksa juga sih cape lari-lari sambil berebutan. Kadang nyadarnya juga dah telat. Setelah susah payah baca nomornya, eh bisnya dah keburu deket dan dah dikerubutin sama calon penumpang yg lain. Padahal kalo gue dah tau dari jauh kan bisa dari tadi gue lari. Dijamin gue pasti yg paling cepet sampe dibanding penumpang lain.
Alhamdulillah Tuhan ngasih gue tubuh yg lumayan lebih tinggi dari rata2 orang di terminal (he..he..he.. gitu aja bangga. Ya iya lah penting banget tuh buat usaha mencari tempat duduk yg nyaman biar gue bisa tidur dalam perjalanan pulang).
Ngantuuukkk banget deh sekarang. Gue harus segera periksa mata dan kalo perlu pake kacamata. Soalnya dah kebayang deh nanti sore gue pulang kerja harus memicingkan mata buat ngeliat no bis.
Yo weeesss.... tidur dulu ah. Mumpung boss gue dah keluar kantor zzzz.....zzzzz....zzzzz.............. Read More...

Wednesday, September 21, 2005

To Whom It May Concern

Wednesday, September 21, 2005

Gue selalu merasa gue berbuat salah sama orang. Kadang niat baik itu tak selamanya baik buat orang lain. Ternyata rasa sedih itu cuma milik kita sendiri. Nggak akan ada orang lain yang bisa menghapus dan mengerti akan kesedihan kita kecuali kita sendiri. Jadi, even orang terdekat kita pun jarang banget bisa ngerti kesedihan kita.
Itu pelajaran buat gue. Bahwa biarlah kita dengarkan keluh kesah orang, selama kita masih kuat mendengarkan, jadilah orang ndableg (kuat kuping) tanpa mencampur perasaan saat mendengarnya. Dan jangan harap orang lain akan ngerti kesedihan kita. Sakit hati.
Kadang yang kita anggap cukup besar, belum tentu cukup buat orang itu. Pasti ada yang kurang. Yang kita korbankan nggak akan berbalas apa-apa.
Yah begitulah. Lama kelamaan segala rasa campur aduk ini berubah menjadi satu rasa, Numb. Kebal. Mati rasa. Seperti spektrum cahaya warna pelangi yang membias di prisma, menjadikan warnanya putih kembali. Ke warna asal.
Semakin gue pikirin, semakin sakit kepala dan perut gue. Kesimpulannya pasti sama dari dulu. Dari gue lahir. Gue salah, gue harus mengalah.
Gue cuma berharap dari hati gue yang paling tulus, semoga bahagia selalu. Gue akan selalu mengalah. Karena itu takdir hidup gue. Belum bisa berubah. Gue rela kehilangan wadah imajinasi gue, harta gue, kebahagiaan gue, harapan gue, rencana-rencana gue, demi tercapainya sebuah kebahagiaan bagi mereka yang memang seharusnya bahagia. Yang seharusnya nggak pernah dirusak kebahgiaannya oleh gue. Gue, Si manusia bersalah.
Cuma gue dan Tuhan yang tahu keadaannya. Karena penjelasan berbusa dari gue nggak akan berguna apapun.
Semoga Tuhan selalu memberi jalan yang terbaik buat semua. Semoga sebuah tindakan yang baru saja gue lakukan bukan kesalahan lagi. Mudah2an itu berguna to whom it may concern....................
Read More...

Tuesday, August 30, 2005

Tuesday, August 30, 2005

I hear you're taking the town again
Having a good time, with all your good town friends
I don't think that you think of me
You're on your own now, and I'm alone and free
I know that I should get on with my life, but a life lived without you could never be right...

As long as the stars shine down from the heaven
As long as the rivers run to the sea
I'll never get over you, getting over me

I try to smile so the hurt won't show

Tell everybody, that I was glad to see you go
But the tears just won't go away
Loneliness found me, looks like it's here to stay
I know that I ought to find someone new
but all I find is myself always thinking of you...

No matter what I do, It's not a lifetime to live through
I can't go on like this,
I need your touch
You're the only one I'll ever love...
I'll never get over you getting over me... Read More...

Friday, August 19, 2005

Hari Merdeka

Friday, August 19, 2005

Tanggal 17 Agustus 2005 kemarin, nggak seperti biasanya gue nggak ikut serta dalam acaran 17-an komplek gue. Dari jaman gue SMP sampe Tahun 2004 kemaren, gue masih ikut bersosialisasi bareng seluruh keluarga gue. Bokap dan nyokap termasuk aktif di komplek. Jadilah kami anak-anaknya juga di kerahkan untuk selalu aktif kalo Komplek Pengairan Tomang Barat, Komplek gue ini, lagi ada acara.
Sebenernya nggak ada alasan yang jelas kenapa gue nggak bisa ikutan. Kebetulan setiap kali ada rapat panitia gue nggak bisa dateng karena pulang kantor malem terus (padahal pulang kerja gue nggak langsung pulang. Lagi sibuk bergaul he..he..he..). Karena para panitia udah bosen menghubungi gue nggak pernah ada di rumah, dan saat telp ke HP gue pasti lagi di jalan, jadilah mereka nggak mengikutsertakan gue dalam kepanitiaan.
Sebenernya gue udah mulai agak males ikut acara komplek karena angkatan gue udah pada meninggalkan komplek satu-persatu karena sudah menikah. Karena gue masih tinggal di rumah ortu, dan cuma tinggal segelintir aja angkatan gue yang masih tinggal di komplek, gue jadi males kalo gue sendirian yang repot, sedangkan gue kan udah kerja dan rata-rata pulang malem.
Pas Hari "H"nya, pagi itu gue bangun jam 8 pagi. Kesiangan Bo'. Ternyata bokap nyokap gue udah pergi ke lapangan Volley Komplek untuk menghadiri pembukaan acara pertandingan.
Bokap berkali-kali telp, yuruh gue & adik2 ke lapangan. Emang dasar kita pada males, nggak ada yang beranjak satu sentipun untuk setidaknya mulai mandi. Gue sebagai anak tertua emang nggak mencontohkan dengan baik sih he..he.. tapi yaaah gimana dong, emang males banget.
Akhirnya seharian itu gue di rumah aja sama adik gue yang cowo. Adik gue yang cewe, siangnya cabut jalan-jalan sama cowo-nya (pulangnya ngeluh karena toko2 pada tutup. Sukurin!!!). Gue sebel juga sih. Pengen banget pergi tapi bingung mau kemana. Kalo gue ngajak temen2 gue, gue harus ada planning dulu dong. Jadi intinya gue nunggu dengan sabar, sapa tau ada yang ngajak gue. HP gue nggak berdering dari tadi pagi. Kayaknya bakal di rumah all day nih.
Jam 13.30 temen gue dari kecil sekaligus tetangga gue, Agung (cewe loh), dateng ke rumah dengan tas jinjing dari anyaman bambu. Persis kayak orang abis beli ayam dari pasar he..he..he.. Dia udah mulai ribut bilang kesiangan bangun dan nggak pergi ke lapangan juga. Nah dia ini termasuk sisa-sisa angkatan gue di komplek. Tahun kemaren 17-an yg paling sukses sepanjang sejarah Komplek gue diketuai oleh Agung dan gue wakilnya.
Akhirnya kita sepakat mau kabur aja daripada nanti ketemu orang komplek, kita cuma bengong di rumah. Gue mandi dan siap2 mo ke rumah temen gue yg agak jauh dari komplek. Oh iya, ganti profile HP biar kuenceng & getar. Ada Misscall. Ternyata dari temen baru yg gue kenal di Friendster. Kita dah ketemuan sih. Ternyata dia misscall dari jam 11.15 sekarang udah jam 14.05 dan gue asli nggak denger ada bunyi HP karena gue kecilin kalo di rumah. Gue telp balik dia. Ternyata dia tadi mau ngajak gue nyari sepatu ke Mangga Dua. Tapi akhirnya dia pergi ama temen & sepupunya, SEBEELLL. Tau gitu gue kan udah jalan2 sama dia dan nggak bete di rumah. Yaah nggak rejeki.
Akhirnya gue ama Agung jalan kaki pergi ke tukang sate kambing langganan buat makan siang dulu. Kita makan sate kambing & gulai sampe kenyang. Acara selanjutnya adalah melewati SD kita yang dulu sambil mengenang masa lalu. Nggak terlalu banyak berubah, cuma terasa kecil & sempit. Mgkn karena kita udah guede-guede yeee.
Sampe di rumah temen gue, elok, dia lagi jadi ketua acara 17-an di RT-nya. Gue & Agung menikmati semua pertandingan yang lucu2 di sana. Ada lomba ambil permen yg ditusuk ke pepaya yg dilumuri tepung, memindahkan ikan ke dalam botol, menyedot minuman dgn sedotan panjaaaanng, wah pokoknya seru banget. Dari anak balita sampe ibu-ibu ikut semua. Akhirnya sebelum maghrib kita berdua pulang jalan kaki lagi dengan rute yang sama.
Yang itulah perayaan Hari Kemerdekaan Bangsa gue yang ke 60. Seenaknya aja, tapi senang, bahagia, bisa lewat SD, ketemu temen, makan kenyang, tertawa bahagia, alhamdulillah tahun ini ternyata juga bermakna meskipun tanpa ikut jadi panitia lomba.
Read More...

Friday, August 12, 2005

At Least.....

Friday, August 12, 2005

Hari Kamis, kemaren gue ngobrol sama orang gila yang gue sayang. Meskipun gue dan dia udah nggak bersatu lagi, tapi cuma dia yang bisa gue ajak gila-gilaan sampe jam 4 pagi.
Rencananya perjalan hidup dan cinta gue, dia, temen-temen gue which is temen-temen dia juga, mau kita buat novel gila. Berhubung kita belum tau endingnya gimana, jadi malam itu kita bikin ending buat setiap peran yang ada.
Perjalanan hidup gue biasa aja sih, tapi mungkin perjalanan cinta gue agak mirip sinetron, maka layaknya sinetron-sinetron jaman sekarang, endingnya kudu happy-tragic ending (apa coba, maksud loch...????!!!!). Harus happy ending tapi yang tragis. Begitu juga dengan peran dia.
Akhir-akhir ini hubungan gue sama dia udah sampe tahap cooling down setelah perpisahan kita. Tapi nggak tau kenapa ada aja masalah yang diungkit sama pacarnya sekarang. Padahal gue itu masa lalu, tapi pacarnya tetep marah kalo jejak gue masih ada di HP atau dimana aja.
Yah wajar kok pacarnya marah, nggak masalah. Tapi gue cuma nggak terima kalo gue disalah-salahin, gue dah berusaha, tapi karena kita dah temenan dari kecil, susah untuk menghilang dari kehidupan masing-masing secepat ini. Ternyata itu jadi masalah buat hubungan mereka, dan gue cuma bisa pasrah kalo gue disalahin kenapa ada sms gue dari jaman baheula tapi masih ada di HP dia. Gue nggak bisa berbuat apa-apa.
Gue dengan sok bijaksana selalu ngasih nasehat buat hubungan dia sama pacarnya. Padahal kalo dilihat hati gue pasti lagi berdarah-darah. Tapi Hidup harus jalan terus. Dia adalah sumber kebahagiaan gue, bahkan sampe sekarang. Gue udah puas kok walau cuma bisa nunggu telp dari dia. Tapi saat kita ngobrol, masih seperti dulu, bikin gue bahagia, tertawa.... Jadi kalo dia lagi berantem ama cewe-nya dia curhat ke gue. Sedangkan gue kan masih jomblo. Jadi gue kuat-kuatin diri aja.
Eniwey...... Ending cerita yang kita buat ternyata begini: Gue somehow ketemu seorang cowo yang baru gue kenal, trus ngajak gue meried. Karena ceritanya gue lagi patah hati banget, gue bilang I Do. Gue menikah dengan orang itu. Tepat disaat gue memutuskan untuk menikah, ternyata dia putus sama cewe-nya. Trus karena patah hati, dia ngebut di jalan tol dan terjadilah kecelakaan. Dia gegar otak dan jadi gila alias nggak waras dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Sementara gue karena menikah dengan stranger, ternyata baru ketauan suami gue ternyata psychopath dan suka menyiksa gue sampe gue jadi sakit jiwa dan masuk di rumah sakit jiwa yang sama sama dia. Kita ketemua dan bersatu lagi dalam keadaan damai, nggak pernah berantem lagi, selalu tertawa, nggak pernah sedih, nggak pernah sakit hati, dan nanti meninggal masuk surga. Gila khan, sampe segitu putus asanya gue sama dia sampe ngarang cerita kayak gitu.

At Least...... Paling tidak...... gue sama dia bersatu lagi dalam keadaaan damai, walau di rumah sakit jiwa.........
Itu salah satu ending dari dua tokoh novel gila gue sama dia. Bisa kebayang kan gimana kita bikin ending untuk tokoh-tokoh lain? Jauh lebih gila lagi. Ada yang mati muda, ada yang jadi bandar nakoba, ada yang jadi lesbi, ada yang jadi tajir, ada yang kawin ama bule he..he..he..he.. Pokoknya anchuuuurrrr banget deh itu cerita.
At Least..... Paling tidak...... malam itu gue masih bisa terhibur diantara isak tangis hati gue, dan diantara sesak nafas karena kesedihan gue sedangkan dia nggak ada disamping gue untuk sekedar memegang tangan gue apalagi memeluk gue. Gue udah puas dan bersyukur, dia masih ada buat gue, meski dalam keadaan yang berbeda.
At Least....... Paling tidak...... gue bersyukur karena gue msih dikasih kesadaran sama Allah untuk tidak mendendam, tidak berbuat yang bisa menyakiti orang lain. Kalaupun akhirnya gue yang sakit, yang itulah peran tokoh yang harus gue jalanin dalam sinetron hidup gue.
At Least..... Paling tidak....... gue masih bisa hidup kok tanpa dia. Gue masih bisa menjalani hari-hari gue sendiri tanpa dia. Biarlah yang lalu jadi pelajaran yang berharga buat gue dan dia biar nantinya nggak akan terulang lagi.
At Least............... Read More...

My Love.....
I can smell you in the distance...
I can feel you in the depth...
I can hear you in the crowd...
I can see you in the dark...
I can bring you in the dream...
I can touch you in the shadow...
That's all because your love surrounding me...
I will not let anything happen to torn it apart...
I'm so greatful to have you inside me...
I need you more than ever... Read More...

 
...My Sense... © 2008. Design by Pocket