Saturday, March 28, 2009

The Thing Called...

Saturday, March 28, 2009



Bentuknya sederhana. Tapi sungguh menarik hatinya. Entah mengapa dia sangat tertarik dengan benda itu. Setiap kali pulang sekolah, setiap hari dia selalu menyempatkan diri untuk sekedar lewat dan melihat keadaan benda itu.

Namun dia tak kuasa untuk membawa pulang benda itu. Bahkan dia tak pernah tahu apakah nama benda itu. Dia juga tak pernah tau apakah benda itu milik seseorang. Di hanya suka bentuknya, warnanya, dan rasa yang ditimbulkan benda itu saat dia melihat meski dari kejauhan. Seperti ada kekuatan magis yang menariknya untuk selalu datang mengagumi benda itu. Dia bahkan tak pernah berani mendekat. Tak berani bertanya pada orang yang ada di sekelilingnya tentang benda itu.

Dibawanya benda itu di dalam ingatannya. Dalam impian semunya. Tiap kali dia mengingatnya, hatinya merasakan senang tiada tara. Meski dia tahu itu hanyalah khayalan semu yang tak mungkin akan menjadi nyata.Dia tak pernah berani untuk membayangkan dapat memiliki benda itu. Dia menyukainya, tapi takut berharap memilikinya. Benda itu terasa jauh dari jangkauan. Terasa berat untuk diraih.

Mungkin dia hanyalah seorang anak perempuan yang masih lugu dan penuh imaginasi. Hanya bisa mengagumi sebuah benda yang bahkan dia sendiri pun tak mengetahui apa fungsi benda itu.

Sejak itu, setiap kali dia dihadiahi apapun saat ulang tahunnya, hadiah-hadiah itu tak pernah di hiraukanya. Mungkin hanya sebentar dikaguminya, namun dia kembali teringat akan benda yang menarik hatinya itu. Terselip harapan di hatinya, andai ada seseorang yang dapat memberikan hadiah benda yang amat sangat disukainya itu.

Sampai suatu saat tanpa diduga, setahun lebih berlalu, benda itu ada di depan pintu kamarnya. Tiba-tiba. Tanpa petunjuk dan nama pengirim. Benda itu ada di depan pintunya.

Dengan hati yang luar biasa bahagia di sambutnya benda itu dengan suka cita. Ditimang-timang, dipandangi siang malam, dirawat dengan baik, bahkan di letakkan di lemari kaca. Benda itu menimbulkan rasa bahagia di hari-hari anak perempuan itu. Kadang memberikan rasa sedih, rasa sakit, namun semua tertutup rasa bahagia tiada tara yang selalu dipancarkan. Benda itu mengetahui apa yang diinginkannya, agar dia bisa merasa bahagia.

Namun ternyata dia belum begitu mengenali benda itu. Dia tidaklah tahu apa sesungguhnya yang di butuhkan oleh benda itu. Segala cara yang dia lakukan terhadapnya mungkin saja akan sia-sia. Karena tanpa diketahuinya, rupanya benda itu bukan untuk dirinya. Seseorang telah salah mengantarkan ke depan pintunya.

Anak perempuan itu menyadari bahwa benda itu bukan miiliknya. Bukan hadiah untuk dirinya. Tuhan telah berbaik hati memberikan kesempatan dan mengabulkan do'anya untuk bisa memilikinya meski hanya sesaat. Sesaat itu pun telah memberikan berjuta rasa bahagia yang tak terkira padanya. Dia harus bersyukur akan hal itu.

Anak perempuan itu tetap bertekad merawat benda itu, menjaga dan menyayanginya sampai kapanpun. Bahkan sampai suatu saat pemilik yang sebenarnya datang mengambilnya.

Dia sudah siap dan akan berbahagia....

Who knows how long i've loved you
You know i love you still
Will i wait a lonely lifetime
If you want me to...i will

For if i ever saw you
I didn't catch your name
But it never really mattered
I will always feel the same

Love you forever and forever
Love you with all my heart
Love you whenever we're together
Love you when we're apart

And when at last i find you
Your song will fill the air
Sing it loud so i can hear you
Make it easy to be near you
For the things you do endear you to me
You know i will
I will




I Will - Jon Schmidt / The Beatles
Read More...

Wednesday, March 25, 2009

PLEGMATIS

Wednesday, March 25, 2009

Setelah mencoba test kepribadian di Facebook inilah hasilnya. Ternyata banyak benerya juga. Gue yang gak Percaya diri, cenderung menurut dan tertutup, menyukai hal yang sederhana dan simple, tapi memiliki kemampuan untuk merasakan emosi yang terkandung di dalam sesuatu

Yang mau coba silahkan lho di klik DISINI



Plegmatis
Phlegmatik (Phlegmatic) - Cairan phlegma - Lambat - “Cinta Damai”. Kelompok ini tak suka terjadi konflik, karena itu disuruh apa saja ia mau lakukan, sekalipun ia sendiri tidak suka. Baginya kedamaian adalah segala-galanya. Jika timbul masalah atau pertengkaran, ia akan berusaha mencari solusi yang damai tanpa timbul pertengkaran. Ia mau merugi sedikit atau rela sakit, asalkan masalahnya tidak terus berkepanjangan. Kaum phlegmatis kurang bersemangat, kurang teratur dan serba dingin. Cenderung diam, kalem, dan kalau memecahkan masalah umumnya sangat menyenangkan. Dengan sabar ia mau jadi pendengar yang baik, tapi kalau disuruh untuk mengambil keputusan ia akan terus menunda-nunda. Kalau anda lihat tiba-tiba ada sekelompok orang berkerumun mengelilingi satu orang yang asyik bicara terus, maka pastilah para pendengar yang berkerumun itu orang-orang phlegmatis. Sedang yang bicara tentu saja sang Sanguinis. Kadang sedikit serba salah berurusan dengan para phlegmatis ini. Phlegmatis memiliki sifat alamiah pendamai. Ia biasanya menghidari kekerasan. Karena itu jugalah ia adalah orang yang mudah diajak bergaul, ramah, dan menyenangkan. Ia adalah tipe orang yang bisa membuat sekelompok orang tertawa terbahak-bahak oleh humor-humor keringnya, tetapi ia sendiri tidak tertawa. Ia adalah pribadi yang konsisten, tenang, dan jarang sekali terpengaruh dengan lingkungannya. Inilah yang membuatnya hampir-hampir tidak pernah terlihat gelisah. Di balik pribadinya yang dingin dan malu-malu, sesungguhnya ia memiliki kemampuan untuk dapat lebih merasakan emosi yang terkandung pada sesuatu. Karena sifatnya yang menyukai kedamaian dan tidak menyukai pertikaian, ia cenderung menarik diri dari segala macam keterlibatan. Hal inilah yang sering kali menghambatnya untuk menunjukkan kemampuannya secara total. Sering kali mereka hanya menggunakan 30%-50% dari kemampuan mereka. (by Joseph http://cybersurferzone.blogspot.com)



Read More...

Wednesday, March 18, 2009

I Think God Can Explain

Wednesday, March 18, 2009



There's a lot of things I understand

And there's a lot of things that
I don't want to know
But you're the only face I recognize

It's so damn sweet of you

to look me in the eyes


It's alright, I'm O.K.
I think God can explain
I believe I'm the same
I get caried away
It's alright, I'm O.K.
I think God can explain
I'm relieved I'm relaxed
I'll get over it yet

The scent of vasoline in the summertime
The feel of an icecube
Melting overtime
The world seems bigger
Than both of us
Yet it seems so small
when I begin to cry

I'm so much better than you guessed

I think God can explain

Read More...

Tuesday, March 17, 2009

Left Side Of His Face

Tuesday, March 17, 2009



Di antara kerumunan sekitar 20 orang alumni di sebuah restoran Sushi, di sebuah mal dia tetap tegak mematung. Tatapannya kosong. Aku harus menengadahkan kepala untuk melihat wajahnya. Apakah karena posisiku yang sedang duduk dan dia berdiri, atau karena dia memang jauh lebih tinggi dariku. Entahlah.

Aku hanya dapat melihat sisi kiri wajahnya. Tampak membias dengan cahaya terang lampu tepat diatas kepalanya. Silau. Dan aku berpaling. Tak kuat memicingkan mata karena bias cahaya.

Suasana mulai sepi. Kulihat sekeliling. Tempat parkir mobil. Aku berjalan tenang disini kirinya. Kutatap sejenak sisi kiri wajahnya sebelum memasuki Jeep hitam di lantai parkir yang mulai kosong. Padahal saat itu masih sore hari.

Mobil berjalan melewati jalan yang tak kukenal. Dia tetap tak bersuara. Hanya menampakkan rasa sedih yang dalam. Kulihat itu dari sisi kiri wajahnya, sering kali sepanjang perjalanan kami. Aku bisa merasakan kehilanganya yang amat dalam. Dia tak berkata sepatah katapun.

Hhhhhhhhhh.....

Mobil memasuki sebuah jalan berbatu yang sempit hanya cukup untuk satu mobil saja. Tiba di sebuah lapangan yang cukup luas. Mobil berhenti.Seperti telah menerima pesan secara telepati, tanpa komando, aku turun dan dia juga turun dari kemudi. Dia seperti tak sanggup menahan sedih hingga untuk memarkirkan mobilnya di lapangan berbatu itu pun dia memintaku. Tanpa kata.

Sekarang aku sudah berada di depan kemudi. Aku mencoba memarkir Jeep besar itu. Dengan sedikit susah payah, belum pernah aku berada di belakang kemudi Jeep. Akhirnya mobil berhasil di parkir. Seadanya.

Kami bejalan menuju sebuah rumah yang belum pernah aku datangi.Ooh ini rumah wanita itu. Wanita yang membuatnya sedih karena akan meninggalkan dia untuk menikah dengan orang lain.

Rumah itu hiruk pikuk. Banyak orang hilir mudik. Sedang ada persipan pesta tampaknya. Yup, pesta pernikahan wanita itu dengan seorang pria. Kudengar helaan napasnya beberapa kali.

Sampai kemudian aku merasakan ada yang mengamit tanganku menuju samping rumah. Seorang gadis berpakaian seragam SMU. Putih Abu-abu. Dia tersenyum padaku.

"Mba... nanti tidur disini ya. Menginap disini. Temani Kakakku...."

Aku terkejut. Aku tak mengenalnya.

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba keluar seorang nenek dengan kebaya hitam berbunga merah dan kain jarik. Tersenyum padaku. Menggandeng dan mengelus tanganku tanpa melepaskan pandangannya dariku.....

***

Dan aku terbangun....


MIMPI
yang aneh.....
Beberapa hari kemudian mimpi yang sama berulang....
Begitupun beberapa hari setelahnya...
Berulang sampai 3 kali....
Sama persis....

Aku tidak mengenal mereka, lelaki itu, gadis berseragam SMU, pun nenek yang menatapku dengan ramah....

MIMPI kan hanya bunga tidur ya.....

Read More...

Monday, March 02, 2009

Keledai Dungu

Monday, March 02, 2009



Hanya keledai dungu yang jatuh ke lubang yang sama dua kali

Berarti gue lebih dungu dari keledai dungu
Embeeeeeeeeer.............

Read More...

 
...My Sense... © 2008. Design by Pocket