Wednesday, September 21, 2005

To Whom It May Concern

Wednesday, September 21, 2005

Gue selalu merasa gue berbuat salah sama orang. Kadang niat baik itu tak selamanya baik buat orang lain. Ternyata rasa sedih itu cuma milik kita sendiri. Nggak akan ada orang lain yang bisa menghapus dan mengerti akan kesedihan kita kecuali kita sendiri. Jadi, even orang terdekat kita pun jarang banget bisa ngerti kesedihan kita.
Itu pelajaran buat gue. Bahwa biarlah kita dengarkan keluh kesah orang, selama kita masih kuat mendengarkan, jadilah orang ndableg (kuat kuping) tanpa mencampur perasaan saat mendengarnya. Dan jangan harap orang lain akan ngerti kesedihan kita. Sakit hati.
Kadang yang kita anggap cukup besar, belum tentu cukup buat orang itu. Pasti ada yang kurang. Yang kita korbankan nggak akan berbalas apa-apa.
Yah begitulah. Lama kelamaan segala rasa campur aduk ini berubah menjadi satu rasa, Numb. Kebal. Mati rasa. Seperti spektrum cahaya warna pelangi yang membias di prisma, menjadikan warnanya putih kembali. Ke warna asal.
Semakin gue pikirin, semakin sakit kepala dan perut gue. Kesimpulannya pasti sama dari dulu. Dari gue lahir. Gue salah, gue harus mengalah.
Gue cuma berharap dari hati gue yang paling tulus, semoga bahagia selalu. Gue akan selalu mengalah. Karena itu takdir hidup gue. Belum bisa berubah. Gue rela kehilangan wadah imajinasi gue, harta gue, kebahagiaan gue, harapan gue, rencana-rencana gue, demi tercapainya sebuah kebahagiaan bagi mereka yang memang seharusnya bahagia. Yang seharusnya nggak pernah dirusak kebahgiaannya oleh gue. Gue, Si manusia bersalah.
Cuma gue dan Tuhan yang tahu keadaannya. Karena penjelasan berbusa dari gue nggak akan berguna apapun.
Semoga Tuhan selalu memberi jalan yang terbaik buat semua. Semoga sebuah tindakan yang baru saja gue lakukan bukan kesalahan lagi. Mudah2an itu berguna to whom it may concern....................

0 komentar:

Post a Comment

 
...My Sense... © 2008. Design by Pocket