Tuesday, March 17, 2009

Left Side Of His Face

Tuesday, March 17, 2009



Di antara kerumunan sekitar 20 orang alumni di sebuah restoran Sushi, di sebuah mal dia tetap tegak mematung. Tatapannya kosong. Aku harus menengadahkan kepala untuk melihat wajahnya. Apakah karena posisiku yang sedang duduk dan dia berdiri, atau karena dia memang jauh lebih tinggi dariku. Entahlah.

Aku hanya dapat melihat sisi kiri wajahnya. Tampak membias dengan cahaya terang lampu tepat diatas kepalanya. Silau. Dan aku berpaling. Tak kuat memicingkan mata karena bias cahaya.

Suasana mulai sepi. Kulihat sekeliling. Tempat parkir mobil. Aku berjalan tenang disini kirinya. Kutatap sejenak sisi kiri wajahnya sebelum memasuki Jeep hitam di lantai parkir yang mulai kosong. Padahal saat itu masih sore hari.

Mobil berjalan melewati jalan yang tak kukenal. Dia tetap tak bersuara. Hanya menampakkan rasa sedih yang dalam. Kulihat itu dari sisi kiri wajahnya, sering kali sepanjang perjalanan kami. Aku bisa merasakan kehilanganya yang amat dalam. Dia tak berkata sepatah katapun.

Hhhhhhhhhh.....

Mobil memasuki sebuah jalan berbatu yang sempit hanya cukup untuk satu mobil saja. Tiba di sebuah lapangan yang cukup luas. Mobil berhenti.Seperti telah menerima pesan secara telepati, tanpa komando, aku turun dan dia juga turun dari kemudi. Dia seperti tak sanggup menahan sedih hingga untuk memarkirkan mobilnya di lapangan berbatu itu pun dia memintaku. Tanpa kata.

Sekarang aku sudah berada di depan kemudi. Aku mencoba memarkir Jeep besar itu. Dengan sedikit susah payah, belum pernah aku berada di belakang kemudi Jeep. Akhirnya mobil berhasil di parkir. Seadanya.

Kami bejalan menuju sebuah rumah yang belum pernah aku datangi.Ooh ini rumah wanita itu. Wanita yang membuatnya sedih karena akan meninggalkan dia untuk menikah dengan orang lain.

Rumah itu hiruk pikuk. Banyak orang hilir mudik. Sedang ada persipan pesta tampaknya. Yup, pesta pernikahan wanita itu dengan seorang pria. Kudengar helaan napasnya beberapa kali.

Sampai kemudian aku merasakan ada yang mengamit tanganku menuju samping rumah. Seorang gadis berpakaian seragam SMU. Putih Abu-abu. Dia tersenyum padaku.

"Mba... nanti tidur disini ya. Menginap disini. Temani Kakakku...."

Aku terkejut. Aku tak mengenalnya.

Belum sempat aku menjawab tiba-tiba keluar seorang nenek dengan kebaya hitam berbunga merah dan kain jarik. Tersenyum padaku. Menggandeng dan mengelus tanganku tanpa melepaskan pandangannya dariku.....

***

Dan aku terbangun....


MIMPI
yang aneh.....
Beberapa hari kemudian mimpi yang sama berulang....
Begitupun beberapa hari setelahnya...
Berulang sampai 3 kali....
Sama persis....

Aku tidak mengenal mereka, lelaki itu, gadis berseragam SMU, pun nenek yang menatapku dengan ramah....

MIMPI kan hanya bunga tidur ya.....

0 komentar:

Post a Comment

 
...My Sense... © 2008. Design by Pocket